Sabtu, 16 April 2011

Komitmen semua anggota tour adalah bangun pagi pada hari ini. Tidak boleh protes, karena semuanya sudah dijadual. Jadual hari ini kami akan ke Air Terjun Sendang Gile dan Gili Trawangan. Karena Air Terjun Sendang Gile lumayan jauh, jadi harus berangkat pagi-pagi agar bisa menyeberang ke Gili Trawangan sore harinya. Ya…kami akan menginap di Gili Trawangan, pulau nan indah dan eksotis itu. 😀

Perjalanan menuju Air Terjun Sendang Gile tidak seperti yang kami bayangkan. Benar-benar jauh dan jalannya kurang bagus. Lubang-lubang menjamur. Kira-kira tiga jam perjalanan baru bisa sampai di sana. Sesampainya di sana pun ternyata perjuangan masih terus berlanjut. Kami harus menaklukkan anak-anak tangga yang tak tau berapa jumlahnya. Tapi subhanallah, air terjunnya  bagus banget. (baca ala Ipoel, :D).

 

Walaupun kami terlambat datang ke Bangsal-Pemenang, tapi alhamdulillah kami masih bisa menyeberang menggunakan perahu terakhir ke Gili Trawangan. Cuaca kurang bersahabat. Masih pukul 16.00 WITA tapi sudah gelap, pertanda hujan kan segera turun. Haaaah, panik lagi deh…menyebalkan. Tapi mau tidak mau harus menyeberang dan harus mau menjadi bahan tertawaan teman-teman, huew….

Di Gili Trawangan kami mendapatkan penginapan yang lumayan murah. Rp. 70.000 /kamar/malam (sudah termasuk ekstra bed). Murah kan? Kami mengajak Tommy, teman sekolahku dulu, sehingga anggota tour menjadi delapan orang dan kami harus menyewa tiga kamar dengan 2 ekstra bed.

Setelah mendapat penginapan kami jalan-jalan keliling gili sekalian menikmati sunset. Hmmm….Ya Ampun, eksotis banget (baca ala Ipoel lagi, :D).

Malam di Gili Trawangan serasa di luar negeri. Serasa menjadi bule gimanaaa gitu. Aseeeek banget.

Minggu, 17 April 2011

Pagi pun tiba, kami ber-delapan keluar ke pantai untuk menyaksikan salah satu Kuasa Tuhan, “sunrise”.

Siangnya kami harus kembali menyeberang ke Bangkalan-Pemenang. Cuaca sangat cerah. Tak sedikit pun menandakan akan datang sang hujan. Berita buruknya ombak sangat besar. Dua kali perahu kami hampir terbalik. Air pun masuk ke perahu dan membasahi penumpang. Hmmm…mengerikan. Tapi kali ini aku tidak takut, tidak seperti penyeberangan sebelumnya. Semuanya aku rasakan nyaman-nyaman saja. Tidak dengan penumpang lainnya. Tidak sedikit yang meminta pelampung. Penumpang paling depan dengan badan tegap, tampang seram, tapi tetap matanya berkaca-kaca dan gemetaran. Halim dan Ipoel diam menunduk sambil berdoa. Ophan terbaring lemas di sisi kanan perahu. Fatir terdiam kaku dengan tatapan kosongnya. Kristiwa memakai pelampung, memegang erat pinggiran perahu sambil memelototi sang nahkoda karena masih senyam senyum saja. Sedangkan herannya, Thoxy hanya duduk manis sambil memeluk tasnya dan bergumam “uangku-uangku”. 😀

Yah, akhirnya sampai juga. Semua kembali tersenyum. Semua kembali ribut. Alhamdulillah.

Selanjutnya kami ke Mataram untuk mencicipi lezatnya Ayam Taliwang, beli oleh-oleh di Fortuna Abadi dan membeli mutiara di Toko Mutiara Fathoni – Sekarbela.

Senin, 18 April 2011

Jadual hari ini ke Pantai Mawun, Pantai Kuta, Pantai Seger dan Pantai An.

Ya Allah…keren banget (lagi-lagi pake ala Ipoel, :D)




Selasa, 19 Maret 2011

Jadual hari ini ke Gili Nanggu. Harus menyeberang lagi…stress lagi. Halah…

Rabu, 20 Maret 2011

Tidak ada jadual liburan di Lombok hari ini. Hari ini jadualnya akan pindah ke Bali. Penerbangan Mataram-Denpasar akan menggunakan Pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 1853 pada pukul 10.45 WITA. Hmmm…ternyata penerbangan ini tidak beda jauh dengan penerbangannya. Dia juga mau ke Bali hari ini. Janjian ketemu di bandara. Tapi sayang, sayang sayang, seribu kali sayang…ketika aku sampai di bandara, sudah mau masuk di ruang tunggu…handphone Fatir berdering, lalu Fatir menyodorkannya ke aku, lalu aku hanya mendengar “Sayang…Aku duluan ya, aku dah disuruh masuk pesawat. Sampai ketemu di Bali”. 😦

El Ojonk, 😀